Profil BPS

Informasi Umum BPS

Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :  

  • Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.
  • Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.
  • Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.
  • Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS.

Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :  

  • Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder
  • Membantu kegiatan statistik di kementrian, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
  • Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.
  • Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.
Visi dan Misi BPS

Dengan mempertimbangkan capaian kinerja, memperhatikan aspirasi masyarakat, potensi dan permasalahan, serta mewujudkan Visi Presiden dan Wakil Presiden maka visi Badan Pusat Statistik untuk tahun 2020-2024 adalah:

“Penyedia Data Statistik Berkualitas untuk Indonesia Maju”

(“Provider of Qualified Statistical Data for Advanced Indonesia”)

Dalam visi yang baru tersebut berarti bahwa BPS berperan dalam penyediaan data statistik nasional maupun internasional, untuk menghasilkan statistik yang mempunyai kebenaran akurat dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dalam rangka mendukung Indonesia Maju.

Dengan visi baru ini, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena memegang peran dan pengaruh sentral dalam penyediaan statistik berkualitas tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di tingkat dunia. Dengan visi tersebut juga, semakin menguatkan peran BPS sebagai pembina data statistik.

Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan fungsi dan kewenangan BPS, visi BPS serta melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden yang Ke-1 (Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia), Ke-2 (Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing) dan yang Ke-3 Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, dengan uraian sebagai berikut:

  1. Menyediakan statistik berkualitas yang berstandar nasional dan internasional
  2. Membina K/L/D/I melalui Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
  3. Mewujudkan pelayanan prima di bidang statistik untuk terwujudnya Sistem Statistik Nasional
  4. Membangun SDM yang unggul dan adaptif berlandaskan nilai profesionalisme, integritas dan amanah
Struktur Organisasi BPS

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Susunan organisasi BPS Provinsi terdiri dari:

  1. Kepala;
  2. Bagian Tata Usaha;
  3. Bidang Statistik Sosial;
  4. Bidang Statistik Pertanian;
  5. Bidang Statistik Distribusi;
  6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Lintas Sektor;
  7. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik;
  8. Tenaga Fungsional;

BPS dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai tugas memimpin BPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPS; menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPS yang menjadi tanggung jawabnya; serta membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. Kepala dibantu oleh 5 (lima) Kepala Bagian dan Kepala Bidang.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan BPS. Bagian Tata Usaha terdiri dari beberapa Subbagian. Subbagian Tata Usaha terdiri dari Subbagian Bina Program, Subbagian Urusan Dalam, Subbagian Kepegawaian, Subbagian Keuangan, dan Subbagian Perlengkapan.

Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik sosial. Seksi di Bidang Statistik Sosial terdiri dari Seksi Statistik Kependudukan & Ketenagakerjaan, Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Statistik Ketahanan Sosial.

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik produksi. Bidang Statistik Produksi terdiri dari Seksi Statistik Pertanian, Seksi Statistik Industri dan Seksi Statistik Pertambangan, Energi dan Konstruksi.

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik distribusi dan jasa. Bidang Statistik Distribusi terdiri dari Seksi Statistik Harga Konsumen dan Perdagangan Besar, Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen, dan Seksi Statistik Niaga dan Jasa.

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Lintas Sektor mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan melaksanakan kebijakan di bidang neraca dan analisis statistik. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Lintas Sektor terdiri dari Seksi Neraca Produksi, Seksi Neraca Konsumsi, dan Seksi Analisis Lintas Sektor.

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan data, pengelolaan teknologi informasi dan informasi statistik. Bidang ntegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik terdiri dari Seksi Integrasi Pengolahan Data, Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik dan Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik.

Tugas, Fungsi, dan Kewenangan BPS

Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

  1. Tugas
  2. Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
  3. Fungsi
    • Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang statistik;
    • Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional;
    • Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar;
    • Penetapan sistem statistik nasional;
    • Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; dan
    • Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
  4. Kewenangan
    • Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
    • Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
    • Penetapan sistem informasi di bidangnya;
    • Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
    • Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu;
      • Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;
      • Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.
Pengolahan Data BPS

Tahap pengolahan data sangat menentukan seberapa jauh tingkat keakuratan dan ketepatan data statistik yang dihasilkan. BPS merupakan instansi perintis dalam penggunaan komputer karena telah memulai menggunakannya sejak sekitar 1960. Sebelum menggunakan komputer, BPS menggunakan kalkulator dan alat hitung sipoa dalam mengolah data.

Teknologi komputer yang diterapkan di BPS selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan juga mengacu kepada kebutuhan. Personal komputer yang secara umum lebih murah dan efisien telah dicoba digunakan untuk menggantikan mainframe. Sejak 1980-an, personal komputer telah digunakan di seluruh kantor BPS provinsi, diikuti dengan penggunaan komputer di seluruh BPS kabupaten dan kota sejak 1992.

Dengan menggunakan personal komputer, kantor statistik di daerah dapat segera memproses pengolahan data, yang merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan data, kemudian memasukkan data mentah ke dalam komputer dan selanjutnya data tersebut dikirim ke BPS pusat untuk diolah menjadi data nasional.

Pengolahan data menggunakan personal komputer telah lama menjadi contoh pengolahan yang diterapkan oleh direktorat teknis di BPS pusat, terutama jika direktorat tersebut harus mempublikasikan hasil yang diperoleh dari survei yang diselenggarakan.

Pengolahan data Sensus Penduduk tahun 2000 telah menggunakan mesin scanner, tujuannya untuk mempercepat kegiatan pengolahan data. Efek positif dari penggunaan komputer oleh direktorat teknis yaitu selain lebih cepat, juga dapat memotivasi pegawai yang terlibat turut bertanggung jawab untuk menghasilkan sebanyak mungkin data statistik dan indikator secara tepat waktu dan akurat dibanding sebelumnya. Selain itu, penggunaan computer sangat mendukung BPS dalam menghasilkan berbagai data statistik dan indikator-indikator yang rumit seperti kemiskinan, Input-Output (I-O) table, Social Accounting Matrix (SAM), dan berbagai macam indeks komposit dalam waktu yang relatif singkat.

Pada 1993, BPS mulai mengembangkan sebuah sistem informasi statistik secara geografis khususnya untuk pengolahan data wilayah sampai unit administrasi yang terkecil yang telah mulai dibuat secara manual sejak 1970. Data wilayah ini dibuat khususnya untuk menyajikan karakteristik daerah yang menonjol yang diperlukan oleh para perumus kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

Dalam mengolah data, BPS juga telah mengembangkan berbagai program aplikasi untuk data entry, editing, validasi, tabulasi dan analisis dengan menggunakan berbagai macam bahasa dan paket komputer. BPS bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai perangkat lunak komputer serta mentransfer pengetahuan dan keahliannya kepada staf BPS daerah.

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi di BPS didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai yaitu mengikuti perkembangan permintaan dan kebutuhan dalam pengolahan data statistik; melakukan pembaharuan/inovasi dalam hal metode kerja yang lebih baik serta memberikan kemudahan kepada publik dalam mendapatkan informasi statistik.

Sejarah BPS

Kegiatan statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda oleh . suatu lembaga yang didirikan oleh Direktur Pertanian. Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheld en Handel) di Bogor. Pada Februarl 1920. Lembaga tersebut bertugas mengolah dan mempublikasikan data statistic. Pada 24 September 1924, kegiatan statistik pindah ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor Voor De Statistiek (CKS) dan melaksanakan Sensus Penduduk pertama di Indonesia pada tahun 1930. Pada masa Pemerintahan Jepang di Indonesia pada tahun 1942-1945, CKS berubah nama menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu dengan kegiatan memenuhi kebutuhan perang/militer.

Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, lembaga tersebut dinasionalisasikan dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI) dan dipimpin oleh Mr. Abdul Karim Pringgodigdo. Setelah adanya Surat Edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C., lembaga KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dibawah tanggung jawab Menteri Kemakmuran.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perekonomian Nomor P/44, KPS bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya, melalui SK Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor IB.099/M kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian yaitu Afdeling A (Bagian Riset) dan Afdeling B (Bagian penyelenggaraan dan Tata Usaha). Berdasarkan Keppres X nomor 172 tanggal 1 Juni 1957, KPS berubah menjadi Biro Pusat Statistik dan bertanggungjawab langsung kepada Perdana Menteri.

Sesuai dengan UU No.6/1960 tentang Sensus, BPS menyelenggarakan Sensus Penduduk serentak di pada tahun 1961. Sensus Penduduk tersebut merupakan Sensus Penduduk pertama setelah Indonesia merdeka. Sensus Penduduk di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Kantor Gubernur, dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya dilaksanakan oleh kantor Bupati/Walikota, sedangkan pada tingkat Kecamatan dibentuk bagian yang melaksanakan Sensus Penduduk. Selanjutnya Penyelenggara Sensus di Kantor Gubernur dan Kantor Bupati/Walikota ditetapkan menjadi Kantor Sensus dan Statistik Daerah berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Nomor Aa/C/9 Tahun 1965.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.16/1968 yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS di Pusat dan Daerah serta perubahannya menjadi PP No.6/1980, menyebutkan bahwa perwakilan BPS di daerah adalah Kantor Satistik Provinsi dan Kantor Statistik Kabupaten atau Kotamadya. Tentang Organisasi BPS ditetapkan kembali pada PP No. 2 Tahun 1992 yang disahkan pada 9 Januari 1992. Selanjutnya, Kedudukan, Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS diatur dengan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 1992.

Pada tanggal 19 Mei 1997 ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, dimana Biro Pusat Statistik diubah namanya menjadi “Badan Pusat Statistik”. Pada Keputusan Presiden No.86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik, menetapkan bahwa perwakilan BPS di daerah merupakan Instansi Vertikal dengan nama BPS Provinsi, BPS Kabupaten, dan BPS Kotamadya. Serta pada tanggal 26 Mei 1999, ditetapkan PP Nomor 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik di Indonesia.

 

Daftar Nama Kepala BPS Provinsi Maluku Utara :

  1. Drs. H. Andi Tarawu Sainu (2001-2007)
  2. Ir. Djoko Santoso, M.Si. (2008-2009)
  3. Drs. Ibram Syahboedin, MA (2009-2011)
  4. Ir. Bachdi Ruswana (2011-2012)
  5. Ir. Adhi Yiriana, M.Si. (2012-2013)
  6. M. Habibullah, S.Si.M.Si. (2013-2016)
  7. Drs. Misfaruddin, M.Si. (2016-2019)
  8. Atas Parlindungan Lubis, S.Si, M.Si (2019-2021)
  9. Aidil Adha, S.E, M.E (2021-sekarang)
Arti Logo BPS

Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange dan disetiap warna memiliki arti khusus, yaitu :

Biru

Melambangkan kegiatan sensus penduduk yang dilakukan sepuluh tahun sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 0 (nol).

Hijau

Melambangkan kegiatan sensus pertanian yang dilakukan sepuluh tahun sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 3 (tiga).

Orange

Melambangkan kegiatan sensus ekonomi yang dilakukan sepuluh tahun sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 6 (enam).

Alamat dan Kontak BPS
Kantor BPS Alamat Telp Email
BPS Provinsi Maluku Utara Jl. Stadion No 65 Ternate, 97712 (0921) 3127878

bps8200@bps.go.id

BPS Kab. Hamahera Barat Jl. Mohammad Hatta Desa Hatebicara Jailolo, 97752 (0922) 2221572 bps8201@bps.go.id
BPS Kab. Hamahera Tengah Jl. Poros Weda Payahe, Halmahera Tengah, 97853 - bps8202@bps.go.id
BPS Kab. Kepulauan Sula Jln. Yos Sudarso, KM. 10, Desa Pohea, Kec. Sanana Utara, Kepulauan Sula, 97795 - bps8203@bps.go.id
BPS Kab. Hamahera Selatan Jl. Karet Putih Labuha, 97791 (0927) 2321318 bps8204@bps.go.id
BPS Kab. Hamahera Utara Jl. Kawasan Perkantoran Pemda Halut, MKCM, Tobelo, 97762 - bps8205@bps.go.id
BPS Kab. Hamahera Timur Jl. Transhalmahera Soagimalaha, 97862 - bps8206@bps.go.id
BPS Kab. Pulau Morotai Jln. Hi. Ahmad Syukur, Kec. Morotai Selatan, Pulau Morotai, 97771  (0923) 2221133 bps8207@bps.go.id
BPS Kota Ternate Jl. Sallim Fabanyo RT 003/RW 002, Kelurahan Tanah Raja, Kecamatan Tengah, Kota Ternate, 97713 - bps8271@bps.go.id
BPS Kota Tidore Kepulauan Jl. Sultan Syaifuddin, Kelurahan Gamtufkange, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, 97812  (0921) 3161030 bps8272@bps.go.id
Profil Pejabat BPS

Aidil Adha SE, ME

Kepala BPS Provinsi Maluku Utara

Aidil Adha, pria kelahiran Palembang 22 Maret 1967. Dilantik sebagai Kepala BPS Provinsi Maluku Utara pada tanggal 18 Mei 2021. Sebelumnya menjabat sebagai Statistisi Madya Selaku Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS Provinsi Jambi (2020-2021). Beliau juga pernah menjabat beberapa posisi strategis lainnya di BPS, seperti Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Jambi (2018-2020), Kepala BPS Kabupaten Musi Rawas (2014-2018), Kepala BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu (2011-2014), Kepala Bagian Tata Usaha BPS Provinsi Jambi (2006-2011), Kepala BPS Kabupaten Jabung Timur (2005-2006), Kepala Seksi Neraca dan Analisis Statistik merangkap plt. Kepala BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur (2001-2005), Kepala Seksi Statistik Pertanian BPS Provinsi Jambi (2000-2001), Kepala Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Pelayanan Statistik BPS Kota Jambi (1998-2000). Menamatkan pendidikan S1 pada Universitas Jambi pada tahun 1992, kemudian kembali melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Universitas yang sama dan mendapatkan gelar magister pada jurusan Studi Ekonomi Pembangunan pada tahun 2012.

LHKPN AIDIL ADHA 2020
138.54 kb

Iwan Fajar Prasetyawan SST.,M.Si

Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Maluku Utara

Pria kelahiran Purbalingga, 28 Juni 1980 ini dilantik menjadi Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Maluku Utara pada tanggal 26 Januari 2021. Beliau merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) hingga mendapat gelar Magister pada tahun 2011.Beliau pernah menjabat beberapa posisi strategis di Badan Pusat Statistik seperti Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data BPS Provinsi Maluku Utara (2007-2009, 2011-2015),  Kepala Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik BPS Provinsi Maluku Utara (2015-2016), Kepala BPS Kabupaten Halmahera Tengah (2016-2022).

LHKPN IWAN FAJAR 2020
144.12 kb
Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi

Badan Pusat Statistik

Gedung 1 Lantai 1
(Kepala Biro Humas dan Hukum Badan Pusat Statistik)
Jln. Dr. Sutomo 6–8, Jakarta Pusat 10710
T. (021) 3841195,3842508,3810291-4, Ext : 1017
F. (021) 3857046
e-mail: ppid@bps.go.id

Ikuti Kami
di Media Sosial