Ajukan permohononan Informasi Publik, atau keberatan Informasi Publik dengan mengisi E-Form secara online.
AjukanDirilis pada 01 September 2025 • Siaran Pers
Tulungagung, (1/9) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tulungagung, Dyah Sari Prihantari, menyampaikan beberapa catatan peristiwa terkait yang mempengaruhi perkembangan indeks harga konsumen (IHK) selama Agustus 2025. Kenaikan harga beras yang terjadi di Bulan Agustus ini, bukan karena stok benar-benar tidak ada, namun permasalahan utama justru terletak pada distribusi yang tidak berjalan optimal sehingga pasokan di pasar berkurang. Berdasarkan hitungan Kerangka Sampel Area (KSA), ketersediaan beras secara nasional masih aman. Namun, kebutuhan bulanan dengan surplus yang ada hanya berbeda tipis, sehingga distribusi tersendat, harga mudah sekali terdorong naik. Kenaikan harga daging ayam ras dikarenakan adanya penurunan produksi peternakan lokal yang menyebabkan pasokan berkurang. Selain itu naiknya harga jagung sebagai salah satu bahan pakan ayam secara tidak langsung meningkatkan biaya produksi bagi peternak, sehingga berdampak pada harga jual daging ayam. Kenaikan harga daging ayam ini juga disebabkan oleh Permintaan yang meningkat seiring adanya kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, dimana hampir semua wilayah melakukan tasyakuran dan berbagai kegiatan lomba. Merosotnya harga Tomat dan cabai rawi merosotnya harga tomat akibat melimpahnya pasokan di pasar, yang disebabkan oleh panen raya yang terjadi di berbagai daerah. Selain panen raya, penurunan harga juga dipicu oleh peningkatan jumlah produksi serta adanya lonjakan pasokan harian dibandingkan bulan sebelumnya. Pertamina kembali melakukan penyesuaian tarif bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Pertamax dan Pertamax Turbo kembali mengalami penurunan, masing-masing sebesar 2,40% dan 2,22% sepanjang Agustus 2025. Sebaliknya, Dexlite dan Pertamina Dex mengalami kenaikan harga, masing-masing sebesar 3,98% dan 3,66%. BPS Kabupaten Tulungagung mencatat terjadinya deflasi secara month-to-month (m-to-m) pada bulan Agustus 2025 sebesar 0,22%. IHK pada Juli 2025 sebesar 109,64 turun menjadi 109,40. Deflasi Agustus 2025 tercatat lebih dalam dibandingkan dengan deflasi Agustus 2024, yaitu sebesar 0,08%. Inflasi secara kalender atau year-to-date (y-to-d) pada Agustus sebesar 1,73%, dan inflasi secara year-on-year (y-on-y) sebesar 2,72%. Deflasi m-to-m terjadi akibat penurunan IHK pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi terdalam adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil deflasi sebesar 0,28% dengan penurunan sebesar 0,75%. Komoditas yang memberikan andil deflasi terdalam pada kelompok ini adalah tomat, yang mengalami penurunan sebesar 45,49% dengan andil deflasi sebesar 0,21%. Sementara itu, kelompok yang memberikan andil inflasi m-to-m di Kabupaten Tulungagung pada Agustus 2025 antara lain kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, dan kelompok Pendidikan yang memberikan andil masing-masing sebesar 0,01%. Secara y-on-y, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil infasi y-on-y tertinggi sebesar 1,37% dengan kenaikan sebesar 3,89%. Komoditas yang memberikan andil inflasi y-on-y tertinggi pada kelompok ini adalah beras dan kelapa yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,27%. Kelompok pengeluaran lain yang memberikan andil inflasi y-on-y tertinggi berikutnya adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil sebesar 0,69% dengan kenaikan sebesar 10,00% jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi pada kelompok ini adalah emas perhiasan, yang mengalami kenaikan sebesar 38,21% dengan andil sebesar 0,53%. Provinsi Jawa Timur juga mengalami deflasi secara m-to-m pada Agustus 2025, yaitu sebesar 0,10%. IHK pada Juli 2025 sebesar 108,76 mengalami penurunan pada Agustus 2025 sebesar 108,65. Dari 11 kabupaten/kota yang merilis angka inflasi di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi m-to-m pada Agustus 2025. Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Bojonegoro dengan deflasi sebesar 0,23%, sedangkan deflasi m-to-m terdangkal terjadi di Jember yaitu sebesar 0,04%. Secara y-on-y, inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi, yaitu sebesar 2,87%. Sementara itu, inflasi y-on-y terendah terjadi di Kabupaten Gresik, yaitu sebesar 1,80%.